Saturday, June 4, 2016

Does Racism Only Happen in Western Countries?

Racism, bahasa Indonesianya Rasisme. Satu kata yang memiliki banyak pengertian saat ini, namun intinya menerangkan sebuah kelompok mayoritas yang mendominasi kelompok lain yang dianggap minoritas dalam tatanan ras (suku). Walaupun kata rasis berasal dari barat, apakah rasis benar-benar hanya terjadi di negara-negara barat sana? Seperti Amerika Serikat yang terkenal dengan perlakuan berbeda terhadap kaum kulit hitam. Atau Afrika Selatan yang terkenal dengan politik apartheid nya walaupun baru sekitar 3 dekade ini dihapuskan. Melihat dari contoh negara-negara tersebut dapat dilihat kalau kebanyakan rasisme terjadi akibat perbedaan warna kulit dimana kulit putih merasa lebih tinggi derajatnya dibandingkan kulit hitam. Sehingga muncul tindakan deskriminasi terhadap kelompok kulit hitam ini, mulai dari sulit mencari pekerjaan, dibully, sampai dengan dicaci dengan sebutan negro/nigga (walaupun sebutan ini sangat haram untuk diucapkan di USA saat ini. Kalau diucapkan ke orang kulit hitam, mungkin bakalan terjadi perkelahian hebat, atau kalau artis yang nyebut, bakalan hancur karirnya. Padahal di Indonesia ngomong negro keras-keras gak masalah. hehe *abaikan).

Kembali ke topik, Begitulah apa yang dirasakan oleh korban rasisme, sulit dapat kerja, dibully, gak punya teman, dll. Lalu bagaimana dengan negara kita Indonesia yang katanya Bhinneka Tunggal Ika? Dari pengalaman gua selama menjadi orang Indonesia yang sudah hampir 20 tahun tinggal dan bertahan hidup di Indonesia, gua banyak melihat kejadian-kejadian rasis di negeri ini, mulai dari yang gua lihat dari berita, sampai dari yang gua alami sendiri. Gua pernah menjadi korban rasis!

Pernah sadar gak, tragedi tahun 1998 adalah bentuk kita bukanlah negara Bhineka Tunggal Ika? Masyarakat Tionghoa Indonesia menjadi objek rasis habis-habisan pada saat itu (setelah sebelumnya telah mengalami perlakuan rasis yang cukup lama selama masa orde baru). Apakah karena mereka putih, bermata sipit, beragama budha/konfusius, dan pandai bisnis (yg membuat mereka umumnya kaya) menjadikan mereka sebagai bukan bagian dari Indonesia atau walaupun mereka lahir dan beranak cucu di Indonesia, mereka masih tetap tak dianggap sebagai pribumi Indonesia?  Lalu siapa sebenarnya pribumi itu? Apakah orang jawa, orang sunda, orang batak, dan yang lainnya kecuali orang tionghoa? Jawabannya  mungkin most likely (kata dosen AKM II saya artinya kemungkinan besar yg gak bisa dielakkan lagi). Para tionghoa ini tidak diperbolehkan bekerja di pemerintahan (sehingga mempersempit lapangan kerja mereka), dibully, diejek "cina lu" dan berbagai deskriminasi lain.

Ini baru satu fakta tentang kelamnya rasime yang ada Indonesia. Belum lagi saya menyebutkan yang terjadi kepada saya, tempat asal saya ataupun yang terjadi di wilayah Indonesia Timur sana. So, does racism only happen in western countries? The Answer is "Absolutely NOT". For meRacism happens everywhere, every side of the world when you get yourself as A MINORITY in that place.

#AMMR

No comments:

Post a Comment