Saturday, June 11, 2016

Apakah Inggris Benar-benar Ingin Keluar dari Uni Eropa?

Ditengah hari yang membosankan menurut gua, gua mulai berpikir untuk mencari cara untuk killing myself. Tidur seharian, tugas masih numpuk seakan-akan mengatakan "hello asshole, you have to finish myself!" Jujur, gua paling gak suka sama dosen yang selalu datang telat, batalin kuliah sesuka hati dia, udah gitu ngasih tugas bejibun padahal belum pernah masuk setelah UTS ini. The lecturer seems to be f*cking asshole! 

Sorry buat kata-kata gua yang kasar, tapi emang gua lagi depresi akhir-akhir ini. Gua merasa ada yang kurang di dalam hidup gua. Apa karena gua terlalu memikirkan orang lain? Sehingga akhir-akhir ini gua mulai kurang bersyukur dan selalu menyalahkan diri gua sendiri? Gua gak tau. Mungkin karena gua terlalu banyak berpikir. Atau mungkin sisi introvert gua saat ini lebih mendominasi hidup gua? I dont know. Untuk memuaskan sisi introvert gua, makanya gua mulai menulis tulisan ini dan berharap membuat gua merasa lebih baik,

Gua mau ngebahas tentang isu yang akhir-akhir ini lagi ramai diperbincangkan masyarakat Eropa dan juga dunia mengenai referendum yang bakalan dilakukan pada tanggal 23 Juni 2016 ini (sekitar 2 minggu lagi) di UK. Gua yakin semua pada tau apa itu referendum (kayak referendum lepasnya Timor Leste dari Indonesia). Referendum ini bertujuan untuk menentukan apakah Inggris (UK) bakalan tetap menjadi bagian dari EU (European Union) atau tidak (dalam artian keluar dari Uni Eropa).

Sebelum membahas alasan kenapa referendum ini diadakan dan kenapa beberapa warga UK ingin negaranya keluar dari Uni Eropa, gua bakalan ngebahas apa itu Uni Eropa. Mungkin beberapa udah pada tau, tapi mungkin ada yang belom tau. Jadi, Uni Eropa itu seperti ASEAN (gua yakin semua pada tau apa itu ASEAN). Uni Eropa merupakan organisasi kawasan regional Eropa yang bertujuan untuk memberikan pengaruh yang positif terhadap perekonomian Eropa dan mengatasi adanya persaingan bisnis atau militer yang tidak sehat di benua tersebut yang menimbulkan potensi terjadinya perang (seperti perang dunia kedua). Uni Eropa saat ini terdiri dari 28 negara termasuk Inggris di dalamnya, apabila Inggris keluar, maka anggotanya tinggal 27 negara.


Keinginan Inggris untuk keluar ini menelurkan istilah "Brexit" atau British Exit yang marak digunakan media dan netizen di dunia maya. Lalu, apa alasan Inggris ingin keluar dari Uni Eropa? Apa keuntungan dan kerugian bagi Inggris apabila keluar dari Uni Eropa? Berikut ringkasannya gua buat menurut pandangan gua.

1) Keuntungan Inggris Keluar dari Uni Eropa

Masyarakat yang tergabung dalam kelompok Pro Brexit mengungkapkan Inggris bisa berdiri sendiri sebagai negara besar tanpa perlu menjadi bagian dari Uni Eropa yang semakin hari iklim organisasinya semakin mendekati United States of Europe (mirip USA) akibat kebijakannya berkaitan dengan "Even Closer Relationship" yang dipandang kelompok Pro Brexit ini sebagai hal yang tidak menguntungkan bagi eksistensi Inggris. Inggris juga tidak perlu harus mengeluarkan triliunan uang yang dibayarkan kepada Uni Eropa sebagai iuran tahunan anggota yang mana kelompok ini menganggap feedback (hasil) yang didapat tidak setimpal dengan uang yang dibayarkan sehingga membuat negara selalu melakukan pemborosan dan tidak efisien. Kelompok ini juga merujuk kepada negara-negara di Eropa yang "nyaman" untuk tidak menjadi bagian dari Uni Eropa, seperti Norwaygia dan Swiss. Kedua negara ini dianggap mampu berkembang dengan baik dalam hal perekonomian tanpa perlu menjadi bagian dari Uni Eropa.

UK sudah cukup besar dan mampu mengadakan perjanjian perdagangan dan hubungan internasional dengan negara-negara lain sebagai UK itu sendiri, tanpa perlu diwakili oleh Uni Eropa (yang merujuk kepada 28 negara anggota) seperti saat ini. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di Uni Eropa (tepat dibelakang Jerman) dan negara dengan penduduk terbanyak ketiga di Uni Eropa (setelah Jerman dan Perancis), UK memang memiliki bargaining yang kuat untuk bisa mandiri secara ekonomi tanpa harus menjadi bagian dari Uni Eropa mengingat posisinya yang benar-benar perkasa di benua biru tersebut. Maka dari itu, pihak Uni Eropa menawarkan priviledge (hak-hak istimewa) apabila UK tetap mau menjadi bagian dari Uni Eropa. Sebagai ringkasan, hak-hak istimewa tersebut meliputi hal-hal seperti membiarkan UK tetap memiliki mata uang Poundsterling-nya sendiri (mengingat semua negara Uni Eropa diwajibkan mengganti mata uangnya ke Euro), bebas mengurus kebijakan moneter dan fiskalnya sendiri, memberikan kebebasan dan tidak campur tangan terhadap kota London (kota terbesar di Eropa dan merupakan 1 dari 3 kota pusat finansial dunia bersama New York dan Tokyo), membatasi imigran yang masuk ke UK yang akhir-akhir ini semakin banyak jumlahnya, dll (bisa searching di Google untuk info lengkap priviledge-nya).

Jadi intinya menurut gua, orang-orang yang pro terhadap Brexit ini umumnya berjiwa nasionalis. Mereka ingin eksistensi Inggris lebih diperhatikan ketimbang harus menjadi "satu" dari 28 negara yang menyatakan dirinya satu kesatuan sebagai Negara Uni Eropa. Maka umumnya, yang menjadi kelompok yang pro terhadap keluarnya UK dari Uni Eropa adalah para politisi senior.

2) Kerugian Inggris Keluar dari Uni Eropa

Nah, setelah ngebahas keuntungan yang didapat oleh UK apabila keluar dari Uni Eropa, sekarang gua akan ngebahas kerugian apa saja yang bakalan ditanggung oleh UK ketika keluar dari Uni Eropa. Kerugian pertama menurut gua tentulah keuntungan ekonomi. Setelah gua belajar mikro dan makro ekonomi, gua berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat (diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara-negara Uni Eropa) yang dialami oleh UK tidak lepas dari perannya sebagai bagian dari Uni Eropa. Bebasnya barang, jasa dan pekerja yang keluar masuk UK akibat kawasan perdagangan bebas Uni Eropa membuat negara ini mampu menciptakan peluang-peluang baru yang tentunya bakalan meningkatkan perekonomian UK itu sendiri. Itulah alasan kenapa Perdana Menteri UK saat ini ingin UK tetap menjadi bagian dari Uni Eropa dan bergabung dalam kelompok "Stronger Britain in EU" (kelompok yang berpendapat bahwa UK akan lebih kuat di dalam Uni Eropa) yang juga didukung oleh Presiden USA (Barrack Obama), Jerman dan Perancis.

Kerugian berikutnya yang bakalan dialami UK adalah tercemarnya image baik negaranya di hadapan negara-negara Uni Eropa ataupun dunia karena telah berlaku egois (yaa walaupun gak terlalu penting sih menurut gua). Warga UK juga bakalan meninggalkan peluang-peluang yang disediakan oleh Uni Eropa, seperti beasiswa kuliah di negara-negara Eropa, akses yang cepat untuk bisa travelling ke negara-negara Uni Eropa, dll (gua juga sudah menyebutkan privilegde yang bakalan didapatkan UK kalau tetap bergabung dengan Uni Eropa diatas), yang menurut gua sangat disayangkan untuk ditinggalkan.

Yang pasti, UK bakalan mengalami kerugian dalam banyak hal yang berhubungan dengan perekonomian negaranya. Gua mungkin berspekulasi kalau perekonomian UK bakalan lebih buruk apabila keluar dari Uni Eropa, tapi ekonomi adalah hal yang tidak pasti. Mungkin saja perekonomian UK bisa lebih baik setelah keluar dari Uni Eropa. Who knows?

----------------------------------------------------------><-------------------------------------------------------------

Gua pribadi ingin UK tetap menjadi bagian dari Uni Eropa melihat keuntungan yang didapat jauh lebih besar dibandingkan keuntungan keluar dari EU. So, that's the point.
Selebihnya gua perhatikan orang-orang mulai antusias menyambut Euro 2016 yang malam ini gua lihat udah ada acara nonton bareng Albania vs Turkey (kalo gak salah) di salah satu mall di daerah gua, Bintaro. Walaupun gua gak terlalu fanatik sama bola, kalo nonton sekali-kali boleh lah, tapi gua nunggu finalnya aja lah. hehe. Okay, that's it, see ya guys!


#AMMR

No comments:

Post a Comment